Rabu, 24 Oktober 2018

MANAJEMEN EMOSI ( Seri Manajemen Diri)


Manajemen Emosi

Sering kali kita menganggap bahwa emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup. Kita menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekadar respon kita terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dengan kita.
Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence,emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak . sedangkan Anthony Robbins (penulis Awaken the giant Within) menunjuk emosi sebagai sinyal untuk melakukan suatu tindakan. Disini dia melihat bahwa emosi bukan akibat atau sekadar respon tetapi justru sinyal untuk kita melakukan sesuatu. Jadi dalam hal ini ada unsure proaktif, yaitu kita melakukan tindakan atas dorongan emosi yang kita miliki. Bukannya kita bereaksi atau merasakan perasaan hati atau emosi karena kejadian yang terjadi pada kita.
Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa meskipun ada ratusan jenis emosi, namun  ada empat emosi dasar di titik pysatnya (takut, marah, sedih, dan senang), dengan berbagai variasi atau nuansanya yang mengembang keluar dari titik pusat tersebut. Tepi luar “Lingkaran Emosi” diisi oleh suasana hati yang secara teknis lebih tersembunyi dan berlangsung jauh lebih lama daripada emosi (misalnya jika suasana hati sedang marah, mudah tersinggung, kejadian kecil yang mengecewakan dapat memicu kemarahan seseorang). Diluar lingkaran suasana hati terdapat tempramen atau watak. Artinya seseorang dalam kondisi selalu dalam suasana hati dengan emosi tertentu, misalnya seseorang dengan tempramen pemarah akan selalu menunjukan emosi marah setiap saat. Diluar tempramen , barulah apa yang disebut dengan gangguan emosi seperti: depresi klinis, atau kecemasan yang tak kunjung reda, kegelisahan dan sebagainya.
Emosi secara fisiologis terdapat pada salah satu bagian dari system otak yang disebut system limbik, yaitu “otak kecil” di atas tulang belakang, dibawah tulang. System limbik ini memiliki tiga fungsi, yaitu mengontrol emosi, mengontrol sekstualitas, dan mengontrol pusat-pusat kenikmatan. Emosi merupakan hal yang palingpenting dalam perkembangan otak seseorang. Banyak orang mengira bahwa emosi secara keseluruhan ada diluar kendali dirinya, sehingga berbagai reaksi atas berbagai kejadian hidup terjadi secara spontan, Padahal sesungguhnya kemampuan kita dalam mengendalikandan mengelola emosi kita merupakan factor penentu penting keberhasilan atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan kita.
Sejak diperkenalkan Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence - EQ) oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 tersebut, perhatian masyarakat mulai beralih dari kecerdasan intelektual (IQ) semata kepada kecerdasan emosional. Meskipun sampai saat ini, setidaknya menurut pandangan kami, upaya pendidikan formal masih hanya ditekankan pada penguasaan kecerdasan intelektual – IQ semata. Keterampilan yang berhubungan dengan emosi (dikenal dengan istilah soft-skills) hampir terlupakan dalam system dunia pendidikan kita dibandingkan dengan penguasaan ilmu-ilmu penegtahuan dan teknologi (hard skills). Padahal keberhasilan seseorang amatlah ditentukan oleh kemampuannya menuasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa orang tidak akan sukses dalam bidang apa pun kecuali jika ia senang dengan apa yang digelutinya itu, pernahkah anda mengalami tidak menyukai satu mata pelajaran tertentu, atau tidak suka dengan guru yang mengajar mata ajaran tersebut? Saya dapat pastikan bahwa anda tidak akan memperoleh nilai bagus untuk mata pelajaran itu. Penelitian menunjukan bahwa emosi biasanya memicu seseotang untuk berprestasi. Oleh karena itu, kecerdasan emosional menjadi lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual atau prestasi akademik.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur hati, dan mampu mengendalikan stress. Kecerdasan emosionaljuga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial (social skills). Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi ini antara lain misalnya: kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan komunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan member inspirasi, dan sebagainya.
Sebagian besar yang menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup adalah kecerdasan emosional ini atau  EQ (emotional intelligence). Orang dengan emosionala yang tinggi biasanya menonjol dalam kehidupan nyata, misalnya menjadi pemimpin, memiliki hubungan luas, mudah bergaul, memiliki karakter yang baik dan disiplin diri, serta punya kemampuan-kemampuan dasar untuk mencapai kesuksesan hidup. Disbanding EQ, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang kira-kira 20% untuk menentukan kesuksesan seseorang.
Bisakah kita meningkatkan kecerdasan emosi kita? Para filsuf besar seperti Socrates maupun Lao Tsu menunjukkan bahwa inti kecerdasan emosional adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri. Artinya bahwa semakin kita mengenali diri sendiri, semakin meningkatlah kecerdasan emosi kita. Inilah pesan pokok manajemen diri yaitu mengenali dan mengelola diri (termasuk emosi kita) sehingga akhirnya kita dapat meningkatkan kecerdasan emosi kita yang merupakan penunjang keberhasilan ini.berikut ada tujuh keterampilan yang perlu kita perhatikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional kita:

#1 Mengenali Emosi Diri
Keterampilan ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan, setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah seberapa contoh pesan dari emosi:
· Takut. Emosi ketakutan (termasuk kegelisahan, kecemasan, kekhawatiran, teror) merupakan antisipasi kee hal-hal buruk yang mungkin terjadi yang perlu dipersiapkan. Ketika merasa takut, kita justru mengirim pesan untuk siap siaga. Ketakutan tidak menyelesaikan masalah. Hal yang mengatasi rasa takut dan masalah yang mungkin terjadi adalah tindakan kita.
· Sakit Hati. Perasaan sakit hati merupakan emosi yang paling mendominasi hubungan antar manusia, baik pribadi maupun profesionaal. Sakit hati biasanya disebabkan oleh perasaan kehilangan atau memiliki harapan yang belum terpenuhi. Perasaan ini muncul jika mengharapkan orang menepati janji tetapi ingkar. Rasa kehilangan keakraban atau kepercayaan dapat menciptakan sakit hati.
· Marah. Termasuk di dalamnya emosi kebencian, kegeraman bahkan mengamuk. Pesan atas kemarahan adalah berarti  adanya suatu atyran atau standar penting yang dipegang dalam hidup telah dirusak oleh orang lain atau bahkan oleh diri sendiri. Kemarahan juga bisa diakibatkan oleh ketakutan atau rasa kehilangan yang menumpuk sehingga meledak menjadi kematahan. Oleh karana itu, penting bagi kita untuk selaludapat melepaskan emosi negative sekecil apapun agar tidak meledak menjadi kemarahan yang destruktif bagi diri dan orang lain.
· Frustasi. Kapan pun kita merasa telah terus menerus berusaha tetapi tidak atau belum memperoleh hasil yang kita harapkan, kita cenderung merasakan emosi frustasi. Pesan emosi frustasi adalah sinyal positif, artinya kita percaya bahwa kita dapat melakukan lebih baik dari yang sedang kita lakukan. Kita  hany perlu mengubah pendekatan, persepsi atau perilaku kita terhadap masalah yang kita lakukan.
· Kecewa. Kekecewaan terjadi jika kita merasa bahwa kita gagal atau kehilangan sesuatu selama-lamanya. Pesan emosi kecewa menunjukkan adanya harapan—tujuan yang seharusnya terwujud—mungkin tidak terjadi, sehingga kita perlu mengubah harapan atau menyesuaikan dengan situasi dan mengambil tindakan dan mencapai tujuan baru.
· Rasa bersalah. Perasaan atau emosi ini muncul ketika kita telah melanggar salah satu standar yang kita pegang. Emosi ini tampaknya mudah diatasi ketika kita merasa tidak ada orang lain yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan. Namun sesungguhnya dampaknya sangat berbahaya di masa mendatang, apalagi jika perasaaaan itu menumpuk dalam bawah sadar. Rasa bersalah yang terus menerus dapat menyebabkan stress dan mengurangi daya tahan tubuh serta menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, penting sekali untuk segera melepaskan rasa bersalah itu.
· Kesepian. Perasaan ini muncul letika kita merasa sendiri atau terpisah dari lingkungan orang lain. Ada dua macam tindakan yang dapat kita lakukan ketika rasa ini muncul. Pertama adalah dengan memanfaatkan emosi kesepian untuk memunculkan energi kreatif yang ada dalam diri kita sehingga biasanya para seniman atau artis menjadi kreatif ketika mereka merasa kesepian. Hal kedua adalah dengan bertindak untuk mulai membina hubungan baru dengan orang lain.
· Mengenali emosi diri merupakan bentuk kesadarn diri yang tinggi. Kemanapun untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologidan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas hidup kita.
#2 Melepaskan Emosi Negatif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk memehami dampak dari emosi negative terhadap diri kita. Sebagai contoh, keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat kita mudah marah ataupun frustasi sering kali justru merusak hubungan kita dengan bawahan maupun atasan sertaa dapat menyebabkan stress. Jadi selama kita dikendalikan oleh emosi negative kita justru tidak bisa mencapai potensi terbaiak dari diri kita. Oleh karena itu, kita membutuhkan keterampilan untuk dapat menghilangkan emosi negative sebelum perasaan itu merusak kinerja kita atau kinerjaa organisasi secara keseluruhan.
Kebanyakan orang mengatasi emosi negative dengan mengekspesikannya (expressing limiting emotions) ataupun dengan menahan (suppressing) emosi tersebut. Kedua hal ini justru malah menimbulkan dampak negative. Ekspresi dari emosi sering kali bersinggungan dengan hubungan kita dengan orang lain sehingga semakin merusak hubungan personal maupun professional kita. Menahan emosi di lain pihak dapat menyebabkan tekanan atau stress  sehingga pada gilirannya akan merusak diri kita sendiri.
Cara terbaik adalah dengan melepaskan emosi negative (releasing limiting emotions) melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga kita maupun orang-orang di sekitar kita tidak menerima dampak negative dari emosi negative yang muncul. Ketika kita sudah menguasai keterampilan menghilangkan emosi negative, maka kita dapat  meningkatkan kemampuan kita dalam membina hubungan dengan orang lain, berkomunikasi, kita menjadi semaikn optimis, percaya diri, mudah menyesuaikan diri dah sebagainya.
#3 Mengelola Emosi Diri Sendiri
Kita jangan pernah menganggap emosi negative atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi, emosi adalah awal bukan hasil akhirdari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini senelumnya. Ketiga adalh dengan bergembira kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam menajemen siri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
#4 Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya member perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation) dan menguasai diri sendiri, serta untuk berkreasi. Kendali diri emosional—menahan diri terhadap kepuasaan dan mengendalikan dorongan hati—adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
#5 Mengenali Emosi Orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lian. Inilah yang disebut Covey sebagai komunikasi empatik, berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam hubungan dengan menusia secara efektif.
#6 Mengelola Emosi Orang Lain
Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan anatr pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah mahluk emosional. Semua hubungan sebagiab besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi anatr manusia. Keterampilan mengelola emosi otang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mempu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan, dalam dunia industry, hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain (baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruha.
#7 Memotivasi Orang lain
Menerangkan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali  dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerjasama tim yang tangguh dan handal.
Jadi sesungguhnya, ketujuh keterampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Kita dapat memotivasi diri sendiri kalau kita tidak dapat mengenali dan mengelola emosi  diri sendiri. Setelah kita memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain
Meningkatkan kecerdasan emosional sebenarnya dapat kita lakukan melalui latihan yang disiplin dan proses kehidupan yang kita jalani setiap hari. Jadi, tidak seperti IQ yang katanya tidak dapat ditingkatkan atau paling tidak memerlukan waktu yang cukup lama, untuk meningkatkan kecerdasan emosional kita dapat lakukan segera, dan bagi mereka yang berbakat dapat mengasah keterampilan manajemen emosi dalam waktu singkat.  

6 komentar:

  1. EMOTION MANAGEMENT (Self Management Series)
    Emotion Management
    Often we assume that emotions are things that just happen in life. We assume that feelings of anger, fear, sadness, pleasure, hate, love, enthusiasm, boredom, etc. are the result of or just our response to the various events that occur with us.
    According to Daniel Goleman in his book Emotional Intelligence, emotion refers to a typical feeling and thoughts, a biological and psychological state, and a series of tendencies to act. whereas Anthony Robbins (the author of Awaken the Giant Within) points to emotion as a signal to take action. Here he sees that emotions are not a result or merely a response but rather a signal for us to do something. So in this case there is a proactive element, that is, we take action on the emotional drive we have. It's not that we react or feel feelings or emotions because of the events that happened to us.
    Furthermore, it can be explained that although there are hundreds of types of emotions, there are four basic emotions at the point of pysat (fear, anger, sadness, and pleasure), with various variations or nuances that expand out of the center. The outer edge of the "Emotion Circle" is filled with a mood that is technically more hidden and lasts much longer than emotion (for example if the mood is angry, irritable, small, disappointing events can provoke someone's anger). Outside the circle of mood there is a temperament or character. This means that someone is always in a mood with a certain emotion, for example someone with a temper tempered will always show angry emotions at any time. Beyond the temperament, then what is called an emotional disorder such as: clinical depression, or anxiety that never subsides, anxiety and so on.

    BalasHapus
  2. Physiological emotion is found in one part of the brain system called the limbic system, the "small brain" above the spine, below the bone. This limbic system has three functions, namely controlling emotions, controlling sexuality, and controlling pleasure centers. Emotion is the most important thing in a person's brain development. Many people think that emotions as a whole are beyond his control, so various reactions to various life events occur spontaneously, whereas actually our ability to control and manage our emotions is an important determinant of success or success in various aspects of our lives.
    Since the introduction of Emotional Intelligence (EQ) by Daniel Goleman in 1995, public attention has begun to shift from intellectual intelligence (IQ) only to emotional intelligence. Even though until now, at least in our view, formal education efforts are only emphasized on mastering intellectual intelligence - IQ alone. Emotional-related skills (known as soft-skills) are almost forgotten in the system of our education world compared to mastering knowledge and technology (hard skills). Though a person's success is determined by his ability to master various skills related to emotional intelligence.
    There is an expression that states that people will not succeed in any field except if they are happy with what they do, have you ever experienced not liking a particular subject, or not like the teacher who taught the subject? I can make sure that you will not get good grades for those subjects. Research shows that emotions usually trigger a person to achieve. Therefore, emotional intelligence becomes more important than intellectual intelligence or academic achievement.

    BalasHapus
  3. Emotional intelligence is a person's ability to motivate themselves, endure frustration, control heart impulses (joy, sadness, anger, etc.) and not exaggerate pleasure, regulate the heart, and be able to control stress. Emotional intelligence also includes self-awareness and heart drive control, perseverance, enthusiasm and self motivation, empathy and social skills. The skills related to emotional intelligence include, for example: the ability to build relationships with others, communication skills, teamwork, forming a positive self-image, motivating and inspiring members, and so on.
    Most of what determines a person's success in life is this emotional intelligence or EQ (emotional intelligence). People with high emotionality usually stand out in real life, for example being leaders, having broad relationships, being sociable, having good character and self-discipline, and having basic abilities to achieve life success. Compared to EQ, intellectual intelligence (IQ) only contributes about 20% to determine one's success.
    Can we increase our emotional intelligence? Great philosophers such as Socrates and Lao Tsu showed that the core of emotional intelligence is an awareness of one's own feelings. This means that the more we recognize ourselves, the more our emotional intelligence increases. This is the main message of self-management that is recognizing and managing oneself (including our emotions) so that finally we can improve our emotional intelligence which is a support for this success. Here are seven skills that we need to pay attention to in an effort to improve our emotional intelligence:
    # 1 Identifies Self Emotions
    These skills include our ability to identify what we really feel, every time a particular emotion comes to mind, we must be able to capture the message of what is being conveyed. Here's how an example of a message from emotion:
    · Afraid. Emotions of fear (including anxiety, anxiety, worries, terror) are anticipation of things that might happen that need to be prepared. When we feel scared, we just send a message to be ready. Fear does not solve the problem. The thing that overcomes fear and the problems that might occur is our actions.

    BalasHapus
  4. · Heartache. Feelings of hurt are the emotions that dominate the relationship between people, both personal and professional. Heartache is usually caused by a feeling of loss or having unfulfilled expectations. This feeling arises if you expect people to keep their promises but deny them. A feeling of loss of familiarity or trust can create hurt.
    · Angry. Including the emotions of hatred, rage and even rage. The message of anger means that there is an element or important standard that is held in life has been damaged by others or even by yourself. Anger can also be caused by fear or a sense of loss that builds up so that it explodes into fatigue. Therefore, it is important for us to always be able to release even the smallest negative emotions so as not to explode into destructive anger for ourselves and others.
    · Frustration. Whenever we feel that we have been constantly trying but not or have not obtained the results we expected, we tend to feel frustrated emotions. The emotional message of frustration is a positive signal, meaning we believe that we can do better than we are doing. We only need to change our approach, perception or behavior to the problems we do.
    · Disappointed. Disappointment occurs if we feel that we have failed or lost something forever. An emotional message of disappointment indicates that there is hope — the goal that should be realized — may not happen, so we need to change expectations or adjust to the situation and take action and achieve new goals.
    · Guilty feeling. These feelings or emotions arise when we have violated one of the standards that we hold. This emotion seems to be easily overcome when we feel that no one else is aware of the violations we have committed. But actually the impact is very dangerous in the future, especially if the feeling accumulates in the subconscious. Continuous guilt can cause stress and reduce endurance and cause various diseases. Therefore, it is very important to immediately release the guilt.
    · Lonely. This feeling arises when we feel alone or separate from other people's environments. There are two kinds of actions that we can do when this feeling arises. First is to use the loneliness emotions to bring out the creative energy that is within us so that artists or artists usually become creative when they feel lonely. The second thing is to act to start building new relationships with others.

    BalasHapus
  5. · Recognizing self emotions is a form of high self awareness. Anywhere to monitor feelings from time to time is important for insight into psychology and self-understanding. The inability to recognize feelings makes us in our emotional power, meaning we lose control of our feelings which in turn makes us lose control of our lives.
    # 2 Releasing Negative Emotions
    These skills are related to our ability to understand the impact of negative emotions on us. For example, the desire to improve the situation or meet a job target that makes us irritable or frustrated often damages our relationship with subordinates and superiors, and can cause stress. So, as long as we are controlled by negative emotions, we cannot achieve the greatest potential of ourselves. Therefore, we need skills to be able to get rid of negative emotions before those feelings damage our performance or overall organizational performance.
    Most people overcome negative emotions by expressing limiting emotions or by suppressing these emotions. These two things actually have a negative impact. Expression of emotion often intersects with our relationships with others so that it further damages our personal and professional relationships. Holding emotions on the other hand can cause pressure or stress so that in turn it will damage ourselves.
    The best way is to release negative emotions (releasing limiting emotions) through the technique of utilizing the subconscious mind so that we and those around us do not receive negative impacts from negative emotions that arise. When we have mastered the skill of eliminating negative emotions, then we can improve our ability to build relationships with others, communicate, we become optimistic, confident, easy to adapt and so on.
    # 3 Managing Yourself Emotions
    We should never consider negative or positive emotions good or bad. Emotion is just a signal for us to take action to overcome the cause of the feeling. So, emotion is the beginning not the end result of events or events. Our ability to achieve success. There are several steps in managing your own emotions, namely: first is to respect emotions and realize their support for us. Both try to find out the message conveyed by emotion, and believe that we have managed to deal with this emotion beforehand. Third is to rejoice we manage emotions is the most important form of self-control in siri management, because we are the ones who actually control our emotions or feelings, not the other way around.

    BalasHapus
  6. # 4 Motivate Yourself
    Organizing emotions as a tool to achieve goals is very important in terms of giving attention, to motivating yourself (achievement motivation) and mastering yourself, and to be creative. Emotional self-control — refraining from satisfaction and controlling impulses — is the basis for success in various fields. Self-motivating skills enable high performance in all fields. People who have these skills tend to be far more productive and effective in whatever they do.
    # 5 Recognizing the Emotions of Others
    Recognizing the emotions of others means we have empathy for what other people feel. Mastery of these skills makes us more effective in communicating with other people. This is what Covey calls empathic communication, trying to understand before understanding. This skill is the basis for effective human relations.
    # 6 Managing Others' Emotions
    If other people's emotional recognition skills are the basis for personal anatomy, then the emotional management skills of others is a pillar in fostering relationships with others. Humans are emotional beings. All relationships are largely built on the basis of emotions that emerge from the interaction of human anatomy. Other emotional management skills are powerful abilities if we can optimize them. So that we are able to build strong and sustainable interpersonal relationships, in the industrial world, relationships between corporations or organizations are actually built on relationships between individuals in the organization to manage the emotions of others (read: foster effective relationships with other parties) the higher the performance of the organization overall.
    # 7 Motivating Others
    Explaining motivating others is a continuation of the skills to recognize and manage the emotions of others. These skills are another form of leadership ability, namely the ability to inspire, influence, and motivate others to achieve common goals. This is closely related to the ability to build strong and reliable teamwork.
    So actually, these seven skills are sequential steps. We can motivate ourselves if we cannot recognize and manage our own emotions. After we have the ability to motivate ourselves, then we can motivate others
    Increasing emotional intelligence can actually be done through disciplined exercises and the life processes that we live every day. So, unlike IQ which he said cannot be improved or at least takes a long time, to improve emotional intelligence we can do it immediately, and for those who are gifted can hone emotional management skills in a short time.

    BalasHapus