Kamis, 25 Oktober 2018

PERDAGANGAN MANUSIA


PERDAGANGAN MANUSIA

Perdagangan manusia adalah segala transaksi jual beli terhadap manusia.
Menurut Protokol Palermo pada ayat tiga definisi aktivitas transaksi meliputi:
§ perekrutan
§ pengiriman
§ pemindah-tanganan
§ penampungan atau penerimaan orang
Yang dilakukan dengan ancaman, atau penggunaan kekuatan atau bentuk-bentuk pemaksaan lainya, seperti:
§ penculikan
§ muslihat atau tipu daya
§ penyalahgunaan kekuasaan
§ penyalahgunaan posisi rawan
§ menggunakan pemberian atau penerimaan pembayaran (keuntungan) sehingga diperoleh persetujuan secara sadar (consent) dari orang yang memegang kontrol atas orang lainnya untuk tujuan eksploitasi.
Eksploitasi meliputi setidak-tidaknya; pelacuran (eksploitasi prostitusi) orang lain atau lainnya seperti kerja atau layanan paksa, pebudakan atau praktik-praktik serupa perbudakan, perhambaan atau pengambilan organ tubuh.
Dalam hal anak perdagangan anak yang dimaksud adalah setiap orang yang umurnya kurang dari 18 tahun.
Jawa Barat ternyata juga memiliki kasus perdagangan manusia tertinggi tahun ini, melampaui provinsi di Pulau Kalimantan.

Dari segi kekerasan dan intimidasi, dimana perdagangan orang selalu menggunakan kekerasan dan intimidasi, guna mempertahankan korban tetap berada dalam situasi tereksploitasi, sedangkan untuk penyelundupan manusia tidak selalu menggunakan kekerasan dan intimidasi. Dari segi Otonomi dan Kebebasan, untuk perdagangan orang dimana korban selalu dalam posisi lemah sedangkan untuk penyelundupan manusia korban biasanya tidak terlalu lemah kecuali jika dibutuhkan agar pemindahan berhasil. Dari Aspek Geografis, perdagangan orang terjadi secara internal dan lintas batas Negara, sedangkan penyelundupan manusia terjadi secara lintas batas Negara. Dari segi dokumen, perdagangan orang bias legal maupun illegal, sedangkan penyelundpan manusia biasanya selalu illegal. Yang terakhir dari segi kejahatan, dimana untuk perdagangan orang selalu terjadi pelanggaran hak asasi manusia dan sifat dari kejahatannya dilakukan terhadap individu. Sedangkan untuk penyelundupan manusia bersifat kejahatan terhadap Negara.


HUMAN TRAFFICKING

Human trafficking is the buying and selling of l human beings. According to the Palermo Protocol definition in paragraph three transaction activity includes ;
§ recruitment
§ delivery
§ alienation
§ or receiving and collecting
That is done by the threat or use of force or other forms of coercion, such as:
§ abduction
§ trickery or deceit
§ abuse of power
§ abuse prone position
 use the giving or receiving of payments (benefits) to obtain approval of a conscious (consent) of a person having control over another person for the purpose of exploitation.
Exploitation includes at least; prostitution (the exploitation of prostitution) or other people such as forced labor or services, pebudakan or practices similar to slavery, servitude or the removal of organs.
In the case of child trafficking in question is any person less than 18 years old.
West Java  has the highest human trafficking cases this year, outpacing the province on the island of Borneo.
In terms of violence and intimidation, whereby commerce have always used violence and intimidation, in order to maintain the victim's remains are in a situation exploited, while human trafficking is not always used violence and intimidation. In terms of autonomy and freedom, for human trafficking where the victim is always in a weak position, while for human trafficking victims are usually not too weak unless needed for successful removal. From the aspect Geographic, trafficking occurred internally and across national borders, whereas human trafficking occurs across national borders. In terms of documents, trafficking in persons, both legal and illegal bias, whereas human penyelundpan usually illegal. The latter in terms of crime, where people are always going to trade human rights violations and the nature of the crime committed against an individual. As for the human trafficking is a crime against the State.

Rabu, 24 Oktober 2018

MEMIMPIN DAN MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Seri Manajemen Diri)



Memimpin dan Membangun Kerjasama Tim

Pada dasarnya setiap manusia adalah pemimpin, yang memimpin dirinya sendiri dan orang-orang lain disekitarnya untuk mencapai tujuan bersama. Kalau memimpin diartikan membangun sebuah tim untuk meraih sasaran yang tepat dengan cara efektif dan efisien, maka setiap orang akan selalu terlibat atau melibatkan diri dalam pembangunan suatu tim. Manusia diciptakan  untuk menjadi pemain tim dan dirancang untuk berfungsi dalam jalinan dan hubungan saling ketergantungan dengan orang lain.
Apakah Tim Itu?
Dalam bukunya yang berjudul The Magic of Team Work, Pat Williams –Senior Excutive Vice President Orlando Magic, sebuah tim bola basket  tangguh dari Amerika Serikat menggambar kan apakah sebuah tim itu. Menurutnya, Suatu keluarga adalah sebuah tim. Sebuah kelas dikelas dasar juga sebuah tim. Klub olah raga bola adalah sebuah tim. Seuatu bisnis itu pun sebuah tim. Rumah sakit, kantor pemerintah, organisasi social, partai politik, dan bahkan sebuah Negara adalah bentuk-bentuk berbeda dari suatu tim. Kapan dan dimana pun orang bersama-sama atau berbeda dalam suatu kebersamaan untuk menyelesaikan pekerjaan, itulah sebuah tim. Dalam bahsa Inggris TEAM berarti Together Everyone Achive More dengan bekerja sama setiap orang dapat memperoleh hasil yang lebih baik daripada dikerjakan sendiri.
Paradigma Baru dalam Kepemimpinan
 Dengan pemahaman seperti ini saya akan mengajak Anda untuk memahami konsep kepemimpinan dalam perspektif membangun sebuah tim. Makna terpenting dalam konsep ini terletak pada sebuah kata, yaitu sinergi berasal dari bahasa Yunani sunergos artinya bekerja bersama; dari akar kata sun (=bersama) dan (=bekerja). Jadi, sinergi adalah kombinasi kekuatan yang melebihi penjumlahan tenaga seluruh individu secara sendiri-sendiri.
Fungsi seorang pemimpin adalah membangun sebuah tim yang dapat menghasilkan sinergi ini, Inilah paradigm baru dalam kepemimpinan. Seorang pemimpin harus berupaya agar setiap individu sunergi untuk mencapai tujuan bersama.
Paradigma ini berbeda dengan konsep kepemimpinan konvensional yang selalu memandang dalan perspektif  pemimpin dan pengikut (leader – follower).dalam konsep pardigma baru, setiap anggota tim memiliki perana dan fungsi yang berbeda sehingga tidak ada superioritas; tidak ada subordinasi yang membentuk pola hubungan patron – client,seperti elite – rakyat, atasan – bawahan, orang tua – anak,ulama – umat, dan sebagainya.
Transformasi Individu: Kunci Keberhasilan tim
Kunci untuk terciptanya sinergi dalam suatu tim adalah kemampuan setiap anggota tim tersebut. Oleh karena itu, untuk meningkatkan  kinerja (performance) suatu tim untuk mencapai ssasaran dengan lebih cepat, efisien, dan efektif tidak terlepas dari upaya mengoptimalkan potensi dan kemampuan setiap individu dalam tim
Selama ini, pendekatan konvensional untuk meningkatkan kinerja individu dalam tim adalah dengan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan , Sayangnya, kegiatan ini sering kali tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap terciptanya sinergi tim.
Mengapa pendidikan dan pelatihan sering gagal untuk meningkatkan kinerja individu? Karena yang diperlukan oleh individu anggota tim agar dapat mengoptimalkan fungsi dan peranannya dalam kesatuan tim adalah kemampuan untuk mengoptimalkan potensi diri , untuk belajar (skill of learning) se=cara terus menerus, dan kemampuan berinteraksi dengan sesama anggota tim maupun dengan individu diluar tim (skill of life: communication and networking).
Sebagaiman kita ketahui, setiap perusahaan atau organisasi dapat berkembang dan mencapai sasarannya jika setiap individu didalamnya mengalami transformasi dan senantiasa belajar untuk mengoptimalkan dirinya. Organization does not transform. People do. ---- Corporate does not learn. People do. Dengan memahami kosep ini , maka sebuah kepemimpinan tidak akan berarti jika anggota tim tidak mengalami transformasi atau perubahab positif. Semakin tinggi kualitas individu dalam tim dan keseluruhannya mampu menciptakan sinergi – semakin tinggi
Kepemimpinan dalam Manajemen Diri
Berangkat dari dasar pemikiran diatas, maka konsep kepemimpinan dalam manajemen diri adalah berupa pendekatan baru tentang bagaimana kita masing-masing dapat mengoptimalkan potensi diri dan meningkatkan kemampuan berinteraksi dengan orang lain(terutama dengan individu sesama amggota tim) sehingga kita mampu memberika kontribusi yang signifikan bagi terciptanya sinergi untuk mencapai sasaran tim bersama-sama.
Kepamimpinan lebih diartikan sebagai kemampuan untuk memipin dan mengelola diri (menajemen diri) sehinggan dapat member kontribusi bagi penciptaan sinergi untuk mencapai tujuan atau sasaran tim. Sedangkan tim diartikan sebagai wadah dua otang atau lebih untuk bekerja bersama-sama mencapai sasaran atau tujuan bersama.
V.O.I.C.E: Lima Hal Pokok dalam Kepemimpinan
Untuk membangun kepemimpinan berdasarkan tim (teamwork-based leadership) yang efektif diperlukan lima hal pokokyang dapat dijadikan acuan untuk menilai atau mengevaluasi kinerja (performance) sebuah tim, yaitu V.O.I.C.E (Vision – Optimizing – Integrity – Communication – Empowering). VisionVision yaitu visi atau sasaran yang disepakati oleh seluruh anggota tim. Setiap anggota tim harus mengetahui dan memahami sasaran yang ingin dicapai timnya. Hal ini merupakan rahasia pertama konsep manajemen yang ditulis oleh Kenneth Blanchard dan Spencer Johnson dalam buku meraka yang sangat terkenal, The One Minute Manager. Kita bisa membayangkan sebuah permainan sepak bola tanpaada gawang. Permainan ini pasti akan membuat seluruh pemain frustasi dab bergerak tanpa tujuan. OptimizingOptimizing yaitu mengoptimalkan kemampuan individu dalam tim. Caranya adalah melengkapi setiap anggota tim dengan kemampuan untuk mengenali potensi dirinya, kemampuan untuk mendayagunakannya, serta kemapuan untuk belajar guna meningkatkan potensi dirinya secara terus menerus. Pendeknya, kepemimpinan berarti menginspirasi, memotivasi, dan menumbuhkan antusiasisme Kepada diri sendiri atau sesama anggota tim untuk mengoptimalkna kemampuannya. IntegritySetiap anggota tim, apalagi pemimpin tim, harus mampu menunjukan intregitas sehingga tercipta rasa saling percaya dan saling menghargai dalam tim. Kondisi ini dapat menciptakan sinergi positif untuk mencapai sasaran secara lebih cepat dan efisien. Intregritas adalah sifat yang dapat dipercaya, selalu menepati janji, jujur, memiliki komitmen yang tinggi terhadapa tugas atauaterhadap apa pun yang telah dosepakatinya, serta memiliki karakter yang baik dan solid. Orang berintgritas biasanya ditunjukkan dengan satunya kata dan perbuatan, serta senantiasa konsisten dengan apa yang diyakininya.CommunicationCommunication yaitu interkasi antar individu anggota tim sehingga tercipta sinergi kelompok. Setiap anggota mengerti dan memahami anggota lainnya. Covey menyebut komunikasi ini sebagai komunikasi empatetik atau Berusaha untuk mengerti sebelum dimengerti.Kunci dasar kemenangan sebuah tim terletak pada sebuah pada kelancaran komunikasi diantara anggota tim. Betapa banyak perceraian atau krisis rumah tangga, kegagalan proyek, perselisihan atau krisis yang dihadapi suatu organisasi hanya karena tidak adanya atau buruknya komunikasi diantara individu didalamnya. Komunikasi berarti menciptakan irama dan getaran harmonisasi yang melingkupi seluruh anggota tim, mengalir dan membawa seluruh anggota tim, mengalir dan membawa seluruh anggota tim kearah tujuan dan sasaran bersama.EmpoweringEmpowering yaitu setiap anggota tim harus memberdayakan satu sama lain, saling mengisi, saling member inspirasi, dan saling membangun antusiasme diantara mereka. Seorang pemimpin dalam tim harus memiliki kemampuan untuk memberdayakan anggota timnya.
Ada tiga aspek penting untuk memberdayakan anggota tim. Pertama, membantu seseorang untuk menggali dan menemukan potensi diri dan hal-hal terbaik dalam diri mereka, serta membantu mereka menjadi apa yang terbaik bagi diri mereka (finding the best). Kedua, membantu melakukan penyempurnaandiri secara terus menerus (lifetime improvements). Ketiga, membantu meraka dalam berinteraksi dengan orang lain (networking).Kelima unsur pokok ini sangat penting untuk dapat menciptakan kepemimpinan yang berdasarkan tim (teamwork-based leadership). Oleh karena itu, kita semua perlu melakukan manajemen diri dengan sebaik-baiknya untuk menjadi seorang pemimpin dalam bidang apa pun dan sekaligus menjadi anggota tim (entah itu keluarga kita, kantor tempat kita bekerja, lingkungan masyarajat tempat tinggal, dan sebagainya) yang efektif sehingga dapat menumbuhkan sinergi untuk mencapai sasaran bersama.

Translation

Leading and Building Teamwork,

Basically every human being is a leader, who leads himself and others around him to achieve a common goal. If the lead is defined as building a team to reach the right target in an effective and efficient way, then everyone will always be involved or involve themselves in the development of a team. Humans are created to be team players and are designed to function in the fabric and relationship of interdependence with others.

What is Team?

In his book entitled The Magic of Team Work, Pat Williams - Orlando Magic's Senior Excutive Vice President, a formidable basketball team from the United States drew what a team was. According to him, a family is a team. A basic class is also a team. The soccer sports club is a team. A business is a team too. Hospitals, government offices, social organizations, political parties, and even a country are different forms of a team. When and wherever people are together or different in a togetherness to finish work, that's a team. In the English language TEAM means Together Everyone Achive More by working together everyone can get better results than working alone.

New Paradigm in Leadership.

With this understanding, I will invite you to understand the concept of leadership in the perspective of building a team. The most important meaning in this concept lies in a word, namely the synergy derived from the Greek sunergos means working together; from the root word sun (= together) and (= work). So, synergy is a combination of strengths that exceeds the sum of the energy of all individuals individually.The function of a leader is to build a team that can produce this synergy. This is a new paradigm in leadership. A leader must strive so that each individual is ready to achieve a common goal.

This paradigm is different from conventional leadership concepts that always view the perspective of leaders and followers. In the new paradigm concept, each team member has different functions and functions so there is no superiority; there is no subordination that forms a pattern of patron-client relations, such as elites - people, superiors - subordinates, parents - children, scholars - people, and so on.

Individual Transformation : Key to Team Success

The key to creating synergy in a team is the ability of each team member. Therefore, to improve the performance (performance) of a team to achieve goals more quickly, efficiently, and effectively can not be separated from efforts to optimize the potential and abilities of each individual in the team 

During this time, the conventional approach to improving individual performance in the team is to organize education and training. Unfortunately, these activities often do not contribute significantly to the creation of team synergy.Why does education and training often fail to improve individual performance? Because what is needed by individual team members to be able to optimize its function and role in team unity is the ability to optimize self-potential, to learn (skill of learning) as a continuous way, and the ability to interact with fellow team members and with individuals outside the team (skills of life: communication and networking).

As we know, every company or organization can develop and achieve its goals if every individual in it undergoes transformation and always learns to optimize itself. Organization does not transform. People do. ---- Corporate does not learn. People do. By understanding this concept, a leadership will not be meaningful if the team member does not experience a positive transformation or change. The higher the quality of individuals in the team and the overall ability to create synergy - the higher Leadership in Self Management,

Leadership is more defined as the ability to manage and manage themselves (self-management) so that they can contribute to the creation of synergies to achieve the goals or objectives of the team. While the team is interpreted as a container of two or more people to work together to achieve a common goal or goal.

Departing from the above rationale, the concept of leadership in self-management is in the form of a new approach to how each of us can optimize our self-potential and improve our ability to interact with others (especially with fellow individuals) so that we are able to contribute significantly to the creation synergy to achieve team goals together. 

V O I C E five principles in Leadership 

To build effective team-based leadership, five main things can be used as a reference for evaluating or evaluating the performance of a team, namely V.O.I.C.E (Vision - Optimizing - Integrity - Communication - Empowering). V.O.I.C.E (Vision - Optimizing - Integrity - Communication - Empowering). 

Vision

Vision is a vision or goal agreed upon by all team members. Each team member must know and understand the goals the team wants to achieve. This is the first secret management concept written by Kenneth Blanchard and Spencer Johnson in their very famous book, The One Minute Manager. We can imagine a soccer game without a goal. This game will definitely make all players frustrated and move aimlessly. 

Optimizing

Optimizing is optimizing the ability of individuals in the team. The trick is to equip each team member with the ability to recognize his potential, the ability to use it, and the ability to learn to improve his potential continuously. In short, leadership means inspiring, motivating, and fostering enthusiasm for yourself or fellow team members to optimize their abilities. Integrity Every team member, especially the team leader, must be able to show integrity so that mutual trust and respect can be created in the team. This condition can create positive synergies to achieve goals more quickly and efficiently.

 Integrity

Integrity is a trustworthy trait, always keeping promises, being honest, having a high commitment to the task or whatever has been agreed upon, and having a good and solid character. People with integrity are usually indicated by only words and deeds, and are always consistent with what they believe.

 Communication

 Communication is the interaction between individual team members so that group synergy is created. Each member understands and understands the other members. Covey refers to this communication as empathic communication or trying to understand before being understood. The basic key to winning a team lies in a smooth communication between team members. How many divorces or household crises, project failures, disputes or crises faced by an organization are only due to lack of or poor communication between individuals within them. Communication means creating harmonizing rhythms and vibrations that cover all team members, flowing and bringing all team members, flowing and bringing all team members towards shared goals and objectives.

Empowering 

Powermaking is that each team member must empower each other, complement each other, inspire each other, and build mutual enthusiasm among them. A leader in the team must have the ability to empower his team members.







Individual Transformation: Key to Team Success

The key to creating synergy in a team is the ability of each team member. Therefore, to improve the performance (performance) of a team to achieve goals more quickly, efficiently, and effectively can not be separated from efforts to optimize the potential and abilities of each individual in the team
During this time, the conventional approach to improving individual performance in the team is to organize education and training. Unfortunately, these activities often do not contribute significantly to the creation of team synergy.
Why does education and training often fail to improve individual performance? Because what is needed by individual team members to be able to optimize its function and role in team unity is the ability to optimize self-potential, to learn (skill of learning) as a continuous way, and the ability to interact with fellow team members and with individuals outside the team (skills of life: communication and networking).
As we know, every company or organization can develop and achieve its goals if every individual in it undergoes transformation and always learns to optimize itself. Organization does not transform. People do. ---- Corporate does not learn. People do. By understanding this concept, a leadership will not be meaningful if the team member does not experience a positive transformation or change. The higher the quality of individuals in the team and the overall ability to create synergy - the higher
V.O.I.C.E: Five Principles in
Leadership

To build effective team-based leadership, five main things can be used as a reference for evaluating or evaluating the performance of a team, namely V.O.I.C.E (Vision - Optimizing - Integrity - Communication - Empowering).

MANAJEMEN EMOSI ( Seri Manajemen Diri)


Manajemen Emosi

Sering kali kita menganggap bahwa emosi adalah hal yang begitu saja terjadi dalam hidup. Kita menganggap bahwa perasaan marah, takut, sedih, senang, benci, cinta, antusias, bosan, dan sebagainya adalah akibat dari atau hanya sekadar respon kita terhadap berbagai peristiwa yang terjadi dengan kita.
Menurut Daniel Goleman dalam bukunya Emotional Intelligence,emosi merujuk pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan psikologis, serta serangkaian kecenderungan untuk bertindak . sedangkan Anthony Robbins (penulis Awaken the giant Within) menunjuk emosi sebagai sinyal untuk melakukan suatu tindakan. Disini dia melihat bahwa emosi bukan akibat atau sekadar respon tetapi justru sinyal untuk kita melakukan sesuatu. Jadi dalam hal ini ada unsure proaktif, yaitu kita melakukan tindakan atas dorongan emosi yang kita miliki. Bukannya kita bereaksi atau merasakan perasaan hati atau emosi karena kejadian yang terjadi pada kita.
Lebih lanjut dapat dijelaskan bahwa meskipun ada ratusan jenis emosi, namun  ada empat emosi dasar di titik pysatnya (takut, marah, sedih, dan senang), dengan berbagai variasi atau nuansanya yang mengembang keluar dari titik pusat tersebut. Tepi luar “Lingkaran Emosi” diisi oleh suasana hati yang secara teknis lebih tersembunyi dan berlangsung jauh lebih lama daripada emosi (misalnya jika suasana hati sedang marah, mudah tersinggung, kejadian kecil yang mengecewakan dapat memicu kemarahan seseorang). Diluar lingkaran suasana hati terdapat tempramen atau watak. Artinya seseorang dalam kondisi selalu dalam suasana hati dengan emosi tertentu, misalnya seseorang dengan tempramen pemarah akan selalu menunjukan emosi marah setiap saat. Diluar tempramen , barulah apa yang disebut dengan gangguan emosi seperti: depresi klinis, atau kecemasan yang tak kunjung reda, kegelisahan dan sebagainya.
Emosi secara fisiologis terdapat pada salah satu bagian dari system otak yang disebut system limbik, yaitu “otak kecil” di atas tulang belakang, dibawah tulang. System limbik ini memiliki tiga fungsi, yaitu mengontrol emosi, mengontrol sekstualitas, dan mengontrol pusat-pusat kenikmatan. Emosi merupakan hal yang palingpenting dalam perkembangan otak seseorang. Banyak orang mengira bahwa emosi secara keseluruhan ada diluar kendali dirinya, sehingga berbagai reaksi atas berbagai kejadian hidup terjadi secara spontan, Padahal sesungguhnya kemampuan kita dalam mengendalikandan mengelola emosi kita merupakan factor penentu penting keberhasilan atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan kita.
Sejak diperkenalkan Kecerdasan Emosi (Emotional Intelligence - EQ) oleh Daniel Goleman pada tahun 1995 tersebut, perhatian masyarakat mulai beralih dari kecerdasan intelektual (IQ) semata kepada kecerdasan emosional. Meskipun sampai saat ini, setidaknya menurut pandangan kami, upaya pendidikan formal masih hanya ditekankan pada penguasaan kecerdasan intelektual – IQ semata. Keterampilan yang berhubungan dengan emosi (dikenal dengan istilah soft-skills) hampir terlupakan dalam system dunia pendidikan kita dibandingkan dengan penguasaan ilmu-ilmu penegtahuan dan teknologi (hard skills). Padahal keberhasilan seseorang amatlah ditentukan oleh kemampuannya menuasai berbagai keterampilan yang berhubungan dengan kecerdasan emosi.
Ada ungkapan yang menyatakan bahwa orang tidak akan sukses dalam bidang apa pun kecuali jika ia senang dengan apa yang digelutinya itu, pernahkah anda mengalami tidak menyukai satu mata pelajaran tertentu, atau tidak suka dengan guru yang mengajar mata ajaran tersebut? Saya dapat pastikan bahwa anda tidak akan memperoleh nilai bagus untuk mata pelajaran itu. Penelitian menunjukan bahwa emosi biasanya memicu seseotang untuk berprestasi. Oleh karena itu, kecerdasan emosional menjadi lebih penting dibandingkan dengan kecerdasan intelektual atau prestasi akademik.
Kecerdasan emosional merupakan kemampuan seseorang untuk memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati (kegembiraan, kesedihan, kemarahan, dan lain-lain) dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur hati, dan mampu mengendalikan stress. Kecerdasan emosionaljuga mencakup kesadaran diri dan kendali dorongan hati, ketekunan, semangat dan motivasi diri, empati dan kecakapan sosial (social skills). Keterampilan yang berkaitan dengan kecerdasan emosi ini antara lain misalnya: kemampuan membina hubungan dengan orang lain, kemampuan komunikasi, kerjasama tim, membentuk citra diri positif, memotivasi dan member inspirasi, dan sebagainya.
Sebagian besar yang menentukan kesuksesan seseorang dalam hidup adalah kecerdasan emosional ini atau  EQ (emotional intelligence). Orang dengan emosionala yang tinggi biasanya menonjol dalam kehidupan nyata, misalnya menjadi pemimpin, memiliki hubungan luas, mudah bergaul, memiliki karakter yang baik dan disiplin diri, serta punya kemampuan-kemampuan dasar untuk mencapai kesuksesan hidup. Disbanding EQ, kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang kira-kira 20% untuk menentukan kesuksesan seseorang.
Bisakah kita meningkatkan kecerdasan emosi kita? Para filsuf besar seperti Socrates maupun Lao Tsu menunjukkan bahwa inti kecerdasan emosional adalah kesadaran akan perasaan diri sendiri. Artinya bahwa semakin kita mengenali diri sendiri, semakin meningkatlah kecerdasan emosi kita. Inilah pesan pokok manajemen diri yaitu mengenali dan mengelola diri (termasuk emosi kita) sehingga akhirnya kita dapat meningkatkan kecerdasan emosi kita yang merupakan penunjang keberhasilan ini.berikut ada tujuh keterampilan yang perlu kita perhatikan dalam upaya meningkatkan kecerdasan emosional kita:

#1 Mengenali Emosi Diri
Keterampilan ini meliputi kemampuan kita untuk mengidentifikasi apa yang sesungguhnya kita rasakan, setiap kali suatu emosi tertentu muncul dalam pikiran, kita harus dapat menangkap pesan apa yang ingin disampaikan. Berikut adalah seberapa contoh pesan dari emosi:
· Takut. Emosi ketakutan (termasuk kegelisahan, kecemasan, kekhawatiran, teror) merupakan antisipasi kee hal-hal buruk yang mungkin terjadi yang perlu dipersiapkan. Ketika merasa takut, kita justru mengirim pesan untuk siap siaga. Ketakutan tidak menyelesaikan masalah. Hal yang mengatasi rasa takut dan masalah yang mungkin terjadi adalah tindakan kita.
· Sakit Hati. Perasaan sakit hati merupakan emosi yang paling mendominasi hubungan antar manusia, baik pribadi maupun profesionaal. Sakit hati biasanya disebabkan oleh perasaan kehilangan atau memiliki harapan yang belum terpenuhi. Perasaan ini muncul jika mengharapkan orang menepati janji tetapi ingkar. Rasa kehilangan keakraban atau kepercayaan dapat menciptakan sakit hati.
· Marah. Termasuk di dalamnya emosi kebencian, kegeraman bahkan mengamuk. Pesan atas kemarahan adalah berarti  adanya suatu atyran atau standar penting yang dipegang dalam hidup telah dirusak oleh orang lain atau bahkan oleh diri sendiri. Kemarahan juga bisa diakibatkan oleh ketakutan atau rasa kehilangan yang menumpuk sehingga meledak menjadi kematahan. Oleh karana itu, penting bagi kita untuk selaludapat melepaskan emosi negative sekecil apapun agar tidak meledak menjadi kemarahan yang destruktif bagi diri dan orang lain.
· Frustasi. Kapan pun kita merasa telah terus menerus berusaha tetapi tidak atau belum memperoleh hasil yang kita harapkan, kita cenderung merasakan emosi frustasi. Pesan emosi frustasi adalah sinyal positif, artinya kita percaya bahwa kita dapat melakukan lebih baik dari yang sedang kita lakukan. Kita  hany perlu mengubah pendekatan, persepsi atau perilaku kita terhadap masalah yang kita lakukan.
· Kecewa. Kekecewaan terjadi jika kita merasa bahwa kita gagal atau kehilangan sesuatu selama-lamanya. Pesan emosi kecewa menunjukkan adanya harapan—tujuan yang seharusnya terwujud—mungkin tidak terjadi, sehingga kita perlu mengubah harapan atau menyesuaikan dengan situasi dan mengambil tindakan dan mencapai tujuan baru.
· Rasa bersalah. Perasaan atau emosi ini muncul ketika kita telah melanggar salah satu standar yang kita pegang. Emosi ini tampaknya mudah diatasi ketika kita merasa tidak ada orang lain yang mengetahui pelanggaran yang kita lakukan. Namun sesungguhnya dampaknya sangat berbahaya di masa mendatang, apalagi jika perasaaaan itu menumpuk dalam bawah sadar. Rasa bersalah yang terus menerus dapat menyebabkan stress dan mengurangi daya tahan tubuh serta menyebabkan timbulnya berbagai macam penyakit. Oleh karena itu, penting sekali untuk segera melepaskan rasa bersalah itu.
· Kesepian. Perasaan ini muncul letika kita merasa sendiri atau terpisah dari lingkungan orang lain. Ada dua macam tindakan yang dapat kita lakukan ketika rasa ini muncul. Pertama adalah dengan memanfaatkan emosi kesepian untuk memunculkan energi kreatif yang ada dalam diri kita sehingga biasanya para seniman atau artis menjadi kreatif ketika mereka merasa kesepian. Hal kedua adalah dengan bertindak untuk mulai membina hubungan baru dengan orang lain.
· Mengenali emosi diri merupakan bentuk kesadarn diri yang tinggi. Kemanapun untuk memantau perasaan dari waktu ke waktu merupakan hal penting bagi wawasan psikologidan pemahaman diri. Ketidakmampuan untuk mengenali perasaan membuat kita berada dalam kekuasaan emosi kita, artinya kita kehilangan kendali atas perasaan kita yang pada gilirannya membuat kita kehilangan kendali atas hidup kita.
#2 Melepaskan Emosi Negatif
Keterampilan ini berkaitan dengan kemampuan kita untuk memehami dampak dari emosi negative terhadap diri kita. Sebagai contoh, keinginan untuk memperbaiki situasi ataupun memenuhi target pekerjaan yang membuat kita mudah marah ataupun frustasi sering kali justru merusak hubungan kita dengan bawahan maupun atasan sertaa dapat menyebabkan stress. Jadi selama kita dikendalikan oleh emosi negative kita justru tidak bisa mencapai potensi terbaiak dari diri kita. Oleh karena itu, kita membutuhkan keterampilan untuk dapat menghilangkan emosi negative sebelum perasaan itu merusak kinerja kita atau kinerjaa organisasi secara keseluruhan.
Kebanyakan orang mengatasi emosi negative dengan mengekspesikannya (expressing limiting emotions) ataupun dengan menahan (suppressing) emosi tersebut. Kedua hal ini justru malah menimbulkan dampak negative. Ekspresi dari emosi sering kali bersinggungan dengan hubungan kita dengan orang lain sehingga semakin merusak hubungan personal maupun professional kita. Menahan emosi di lain pihak dapat menyebabkan tekanan atau stress  sehingga pada gilirannya akan merusak diri kita sendiri.
Cara terbaik adalah dengan melepaskan emosi negative (releasing limiting emotions) melalui teknik pendayagunaan pikiran bawah sadar sehingga kita maupun orang-orang di sekitar kita tidak menerima dampak negative dari emosi negative yang muncul. Ketika kita sudah menguasai keterampilan menghilangkan emosi negative, maka kita dapat  meningkatkan kemampuan kita dalam membina hubungan dengan orang lain, berkomunikasi, kita menjadi semaikn optimis, percaya diri, mudah menyesuaikan diri dah sebagainya.
#3 Mengelola Emosi Diri Sendiri
Kita jangan pernah menganggap emosi negative atau positif itu baik atau buruk. Emosi adalah sekedar sinyal bagi kita melakukan tindakan untuk mengatasi penyebab munculnya perasaan itu. Jadi, emosi adalah awal bukan hasil akhirdari kejadian atau peristiwa. Kemampuan kita untuk mencapai kesuksesan. Ada beberapa langkah dalam mengelola emosi diri sendiri, yaitu: pertama adalah menghargai emosi dan menyadari dukungannya kepada kita. Kedua berusaha mengetahui pesan yang disampaikan emosi, dan meyakini bahwa kita pernah berhasil menangani emosi ini senelumnya. Ketiga adalh dengan bergembira kita mengelola emosi adalah bentuk pengendalian diri (self controlled) yang paling penting dalam menajemen siri, karena kitalah sesungguhnya yang mengendalikan emosi atau perasaan kita, bukan sebaliknya.
#4 Memotivasi Diri Sendiri
Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan merupakan hal yang sangat penting dalam kaitannya member perhatian, untuk memotivasi diri sendiri (achievement motivation) dan menguasai diri sendiri, serta untuk berkreasi. Kendali diri emosional—menahan diri terhadap kepuasaan dan mengendalikan dorongan hati—adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Keterampilan memotivasi diri memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang-orang yang memiliki keterampilan ini cenderung jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.
#5 Mengenali Emosi Orang lain
Mengenali emosi orang lain berarti kita memiliki empati terhadap apa yang dirasakan orang lain. Penguasaan keterampilan ini membuat kita lebih efektif dalam berkomunikasi dengan orang lian. Inilah yang disebut Covey sebagai komunikasi empatik, berusaha mengerti terlebih dahulu sebelum dimengerti. Keterampilan ini merupakan dasar dalam hubungan dengan menusia secara efektif.
#6 Mengelola Emosi Orang Lain
Jika keterampilan mengenali emosi orang lain merupakan dasar dalam berhubungan anatr pribadi, maka keterampilan mengelola emosi orang lain merupakan pilar dalam membina hubungan dengan orang lain. Manusia adalah mahluk emosional. Semua hubungan sebagiab besar dibangun atas dasar emosi yang muncul dari interaksi anatr manusia. Keterampilan mengelola emosi otang lain merupakan kemampuan yang dahsyat jika kita dapat mengoptimalkannya. Sehingga kita mempu membangun hubungan antar pribadi yang kokoh dan berkelanjutan, dalam dunia industry, hubungan antar korporasi atau organisasi sebenarnya dibangun atas hubungan antar individu dalam organisasi untuk mengelola emosi orang lain (baca: membina hubungan yang efektif dengan pihak lain) semakin tinggi kinerja organisasi itu secara keseluruha.
#7 Memotivasi Orang lain
Menerangkan memotivasi orang lain adalah kelanjutan dari keterampilan mengenali  dan mengelola emosi orang lain. Keterampilan ini adalah bentuk lain dari kemampuan kepemimpinan, yaitu kemampuan menginspirasi, mempengaruhi, dan memotivasi orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Hal ini erat kaitannya dengan kemampuan membangun kerjasama tim yang tangguh dan handal.
Jadi sesungguhnya, ketujuh keterampilan ini merupakan langkah-langkah yang berurutan. Kita dapat memotivasi diri sendiri kalau kita tidak dapat mengenali dan mengelola emosi  diri sendiri. Setelah kita memiliki kemampuan dalam memotivasi diri, barulah kita dapat memotivasi orang lain
Meningkatkan kecerdasan emosional sebenarnya dapat kita lakukan melalui latihan yang disiplin dan proses kehidupan yang kita jalani setiap hari. Jadi, tidak seperti IQ yang katanya tidak dapat ditingkatkan atau paling tidak memerlukan waktu yang cukup lama, untuk meningkatkan kecerdasan emosional kita dapat lakukan segera, dan bagi mereka yang berbakat dapat mengasah keterampilan manajemen emosi dalam waktu singkat.  

Selasa, 23 Oktober 2018

CARA BERHENTI MEROKOK


CARA BERHENTI MEROKOK

Berhenti merokok adalah salah satu hal terbaik yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan perokok dan orang-orang di sekitarnya.
Sangat sulit untuk berhenti merokok. Banyak yang harus mencoba berkali-kali sebelum akhirnya berhasil.
Strategi berikut dapat digunakan untuk membantu anda berhenti merokok. Terapkan satu, dua, atau semua strategi, dan lihat mana yang paling cocok buat Anda.

1. Menuliskannya di kertas
Pertimbangkan apa yang tidak disukai tentang merokok dan mengapa Anda ingin berhenti merokok.
Apakah karena khawatir tentang konsekuensi kesehatan, seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung? Apakah Anda ingin merasa lebih baik?
Atau bisa juga karena ingin memberi contoh yang baik untuk anak-anak? Membersihkan diri dari bau asap yang melekat pada rambut dan pakaian?

2. Meminta dukungan
Dapatkan dukungan dari orang lain. Beritahu keluarga, teman dan rekan kerja bahwa Anda ingin berhenti merokok. Anda bisa meminta mereka untuk mengingatkan ketika Anda mulai merokok lagi.
Mintalah teman-teman atau siapa pun di rumah Anda yang merokok untuk berhenti juga.

3. Berkonsultasi dengan spesialis
Hubungi spesialis pengobatan kecanduan tembakau atau dokter Anda. Dokter mungkin saja memiliki saran-saran yang bisa juga Anda terapkan

4. Tidak perlu terburu-buru
Jalankan program secara bertahap. Alih-alih berhenti sekaligus, Anda dapat memulai dengan mengurangi jumlah rokok yang dihisap perharinya.
Atau ganti jadwal merokok setelah makan siang dengan berjalan-jalan singkat atau aktivitas lainnya.

5. Cobalah produk berhenti merokok
Banyak produk dan obat-obatan yang tersedia untuk membantu Anda berhenti merokok. Beberapa jenis terapi penggantian nikotin atau permen karet bisa Anda coba.
Kombinasi obat dan konseling serta keteguhan hati adalah cara paling efektif untuk berhenti merokok. Berkonsultasilah dengan dokter tentang produk berhenti merokok yang terbaik untuk Anda.

6. Kelola stres
Stres dan kegelisahan dapat meningkatkan keinginan untuk merokok. Agar tidak stres, Anda bisa menyusun ulang prioritas tugas-tugas di kantor.
Delegasikan tugas yang bisa didelegasikan. Ambil istirahat ketika Anda membutuhkannya. Usaha ini bisa ditambah dengan praktik latihan relaksasi, seperti aktivitas fisik, meditasi, atau sekedar mendengarkan musik favorit Anda.

7. Fokuskan pada target hari ini
Jangan khawatir tentang minggu depan atau bulan depan. Fokus pada hari ini. Setiap jam tanpa rokok membawa Anda selangkah lebih dekat untuk berhenti selamanya.

8. Rayakan keberhasilan
Berhasil melewati hari tanpa rokok? Manjakan diri Anda dengan sesuatu yang istimewa. Berhasil melewati minggu ini? Hitung berapa banyak Anda berhemat tanpa membeli rokok.
Hadiahi diri Anda untuk tidak merokok dengan melakukan sesuatu yang Anda nikmati, seperti berjalan di taman, berendam di bak mandi atau menonton film komedi.

JAMMING

JAMMING

Jamming is a situation or circumstance stagnated or even interruption of the traffic caused by the large number of vehicles exceeding the capacity of the road. Congestion happens in many big cities, especially who do not have good public transportation or adequate or too uneven road needs population density, such as Jakarta traffic jam into everyday problems in Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan and cities other major cities include samarinda
Transportation is a very complicated issue for developing countries. Imagine, in developing countries the population growth rate is fairly high, so the impact to the users of transport services increased sharply. Indonesia is one country with the largest population in the world, so the transportation problem in this country is disturbing social life. Especially in big cities so that the problem of congestion has become a daily diet.

Things that can cause congestion are legion, but the main cause is the behavior of the state itself. Indonesia and other developing countries, arising lifestyle collect and mutually products, such handpone, clothing and vehicles. Most of the upper middle class tends to race a new car, not even a week the car advertisement appeared on television we have seen the vehicle driving on the streets. For the rich there are 2-3 cars parked in the garage of their home. Sale value of movable property (cars) are always down, it still does not diminish their desire to have this car. For them the prestige of having a car is probably one of the main reasons, but there are also other reasons, one of which is the level of comfort and safety for motorists to their destination.
In order to reduce consumptive lifestyle community, the Government should provide bus service or mass transportation. So that service users will use transport services to perform various activities. If it has been noted that continues to make the safety concerns reasons why people are reluctant to use mass transportation services. Police who have authority should in constantly monitor, such as bus stops where passengers concentrated and terminals which are frequent acts of thuggery. Security is also one of the reasons for reluctance of passengers to use transportation services, due to frequent, extortion and sexual abuse. Parties must guarantee the security of places like bus stops and terminals free of events feared by passengers.
Suppose comfort, safety and discipline alone is applied correctly, it will bring a major change in the field of transportation of our country. The real problem is transportation behavioral problems or bad habits of providers, but already entrenched due to the omission of the parties and responsible authorities. As a result of the omission arose such a complex problem. So we had to unravel one by one aspect relating to transportation.




Penyebab kemacetan

Current passing through the road has exceeded the capacity of the road
An accident occurs because of the smooth disorder the people who watched the incident as an accident or vehicle involved in the accident have not been removed from the carriageway,
Flooding so that the vehicle slowed
There are road improvements,
Certain parts of the landslide,
Traffic jams caused such panic in case of a tsunami siren alerts.
Due to road users who do not know the traffic rules, such as: slow in the right lane and so on.
The existence of illegal parking of an activity.
Market spill which indirectly take the road which in turn create a queue of a number of vehicles that would pass through the area.
Setting traffic lights that do not follow a rigid high and low traffic flows


EFFECTS OF JAMMING

Loss of time, due to lower travel speeds
Waste of energy, because of the low speed fuel consumption is lower,
Wear and tear on vehicles is higher, due to a longer time for a short distance, the radiator is not functioning properly and the use of higher brake,
Increasing air pollution because at low speeds higher energy consumption, and the engine is not operating at optimal conditions,
Increasing stress of road users,
Disruption of emergency vehicles like ambulances, fire in performing their duties

KEMACETAN


Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk, misalnya Jakarta Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari di Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan dan kota-kota besar lainnya termasuk samarinda

Transportasi merupakan masalah yang sangat pelik bagi Negara berkembang. Betapa tidak, di Negara berkembang Tingkat pertumbuhan penduduk lumayan tinggi, sehingga berimbas kepada pengguna jasa transportasi yang meningkat tajam. Indonesia merupakan salah satu Negara dengan Populasi terbesar di dunia, sehingga di Negara ini masalah Transportasi sudah mengganggu kehidupan sosial masyarakat. Terutama pada kota kota besar sehingga masalah kemacetan sudah menjadi makanan sehara hari.

Hal hal yang dapat menyebabkan terjadinya kemacetan banyak macamnya namun penyebab utama adalah prilaku dari masyarakat negara itu sendiri. Indonesia dan Negara berkembang lainya, timbul gaya hidup mengoleksi dan gonta-ganti produk, semisal Handpone, pakaian dan Kendaraan. Sebagian besar kalangan menengah keatas cenderung berlomba-lomba membeli mobil baru, belum genap seminggu iklan mobil itu muncul di Televisi kita sudah menyaksikan kendaraan tersebut berseleweran di jalanan. Bagi kalangan orang kaya ini ada 2-3 unit mobil terparkir di garasi rumah mereka. Nilai jual harta bergerak (mobil) yang selalu turun, tetap saja tidak mengurangi niat mereka untuk memiliki mobil ini. Bagi mereka kebanggan memiliki mobil tersebut mungkin salah satu alasan utama, namun juga ada alasan lain, salah satunya adalah tingkat kenyamanan dan keamanan sipengendara sampai di tempat tujuan.

Agar meredam gaya hidup konsumtif masyarakat, maka Pemerintah seharusnya menyediakan layanan Bus atau Transportasi masal. Sehingga pengguna jasa akan memakai layanan angkutan untuk melakukan berbagai aktifitas. Jika hal ini sudah diperhatikan maka berlanjut pada masalah keamanan yang menjadikan alasan kenapa masyarakat enggan menggunakan Jasa Transportasi masal. Polisi yang mempunyai kewenangan hendaknya di selalu memantau, dimana penumpang terkonsentrasi seperti halte dan terminal yang merupakan seringnya terjadi kecopetan dan tindak premanisme. keamanan ini juga termasuk salah satu sebab enggannya penumpang untuk menggunakan Jasa Transportasi, karena seringnya terjadi kecopetan, pemerasan dan pelecehan seksual. Pihak keamanan harus menggaransi tempat-tempat seperti halte dan terminal terbebas dari peristiwa yang ditakuti oleh penumpang.

Andaikan kenyamanan,keamanan dan disiplin itu saja sudah diterapkan dengan benar maka akan membawa perubahan besar dalam bidang Transportasi Negara kita. Sebenarnya masalah Transportasi hanyalah masalah prilaku atau kebiasan yang buruk para penyedia layanan, tapi sudah membudaya yang diakibatkan oleh pembiaran dari pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab. Akibat dari pembiaran tersebut timbulah masalah yang sedemikian komplek. Sehingga kita terpaksa mengurai satu persatu aspek yang berkaitan dengan Transportasi.

Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan
Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
Ada perbaikan jalan,
Bagian jalan tertentu yang longsor,
Kemacetan lalu lintas yang disebabkan kepanikan seperti kalau terjadi isyarat sirene tsunami.
Karena adanya pemakai jalan yang tidak tahu aturan lalu lintas, spt : berjalan lambat di lajur kanan dsb.
Adanya parkir liar dari sebuah kegiatan.
Pasar tumpah yang secara tidak langsung memakan badan jalan sehingga pada akhirnya membuat sebuah antrian terhadap sejumlah kendaraan yang akan melewati area tersebut.
Pengaturan lampu lalu lintas yang bersifat kaku yang tidak mengikuti tinggi rendahnya arus lalu lintas


Kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah
Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah,
Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi,
Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal,
Meningkatkan stress pengguna jalan,
Mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya