PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA INGGRIS MAHASISWA JURUSAN TEKNIK ELEKTRO ANGKATAN TAHUN 2009/2010 POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat berkomunikasi dalam
Bahasa Inggris Penguasaan kosakata (Vacabulary) merupakan suatu keharusan yang
mutlak sifatnya. Seseorang tidak akan pernah bias berbahasa Inggris apabila ia
tidak mempunyai kosakata yang baik. Kosakata mempunyai peranan yang sangat
penting dalam bentuk kemampuan berbahasa bagi seseorang.
Mengingat pentingnya penguasaan
kosakata maka di lembaga-lembaga pendidikan yang menyelenggarakan/membuka
jurusan bahasa, kosakata senantiasa dianjurkan sebagai suatu mata kuliah
tersendiri yang terpisah dari mata kuliah-mata kuliah lain. Kosakata sering
juga digabungkan dengan mata kuliah lain seperti mata kuliah membaca (Reading)
atau mata kuliah mendengarkan (Listening).
Di lembaga pendidikan Politeknik,
Politeknik Negeri Samarinda ( Polnes ) khususnya, pengajaran kosakata tidak
ditempatkan sebagai suatu mata kuliah tersendiri melainkan inclusive kedalam
mata kuliah Bahasa Inggris kosakata tidak menjadi fokus sebagai suatu poin yang
penting dan dipentingkan, bahwa kosakata cenderung diabaikan pengajarannya.
Kalau pun ada, kosakata biasanya dianjurkan secara sepintas lalu, didalam
kombinasi seperti itu hanya dukung penguasaan kosakata sebagai komponen penting
didalam membentuk kemampuan berbahasa Inggris, menjadi sangat lemah. Oleh
karena itu boleh jadi kondisi seperti ini menjadi penghambat bagi perkembangan
dan pengembangan pengajaran Bahasa Inggris di Politeknik selama ini. Sekaligus
mengkin menjadi penghambat dalam usaha mencetat alumni-alumni yang mempunyai
penguasaan Bahasa Inggris yang baik.
Agaknya perlu digarisbawahi disini
bahwa kemampuan berbahasa inggris alumni-alumni Politeknik Negeri Samarinda
(Polnes) sudah pernah dikeluhkan oleh perusahaan-perusahaan yang banyak
merekrut mereka. Hal ini tentu merupakan citra buruk bagi polsam yang tentu
saja perlu dan sangat penting untuk direspon dengan melakukan pembenahan yang
lebih baik. Pembenahan dalam proses belajar mengajar (PBM) perlu dilakukan.
Pengajaran dengan cara yang lama mungkin perlu ditinjau kembali.
Pengajaran dengan member penekanan
pada aspek-aspek kemampuan berbahasa inggris termasuk aspek kosakata
(Vocabulary) mungkin perlu dipertimbangkan untuk bisa diterapkan di masa akan
datang. Bila gagasan ini bisa di realisasikan dengan sendirinya pengajaran
kosakata sebagai komponen penting didalam pengajaran bahasa inggris akan
mendapat perhatian tersendiri.
Penelitian ini
adalah satu upaya untuk memberi perhatian terhadap pengauasaan kosakata
(vocabulary) Bahasa Inggris mahasiswa Politeknik Negeri Samarinda (Polsam). Tujuannya adalah
untuk memberikan diskripsi sederhana ( simple description ) terhadap penguasaan
kosakata Bahasa Inggris mahasiswa angkatan tahun 2009-2010 Jurusan Teknik Kimia
Politeknik Negeri Samarinda.
1.2 Permasalahan
Permasalahan penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
-
Bagaimana penguasaan kosakata (vocabulary)
Bahasa Inggris mahasiswa angkatan tahun 2009-2010 Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Negeri Samarinda ?
1.3 Tujuan dan
Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan gambaran tentang penguasaan kosakata Bahasa Inggris mahasiswa
angkatan tahun 2009-2010 Jurusan teknik Elektro politeknik negeri samarinda.
Kegunaan penelitian
a. Penelitian ini
diharapkan dapat bermanfaat bagi peningkatan proses belajar mengajar Bahasa
Inggris khususnya aspek kosakata (vocabulary) di Politeknik Negeri Samarinda.
b.
Sebagai persyaratan untuk kenaikan pangkat /
golongan Pegawai Negeri Sipil bagi penulis.
1.4 Hipotesis
Sejalan dengan permasalahan yang
telah dirumuskan diatas maka hipotesis ini dirumuskan sebagai berikut :
-
Penguasaan kosakata Bahasa Inggris
mahasiswa angkatan tahun 2009-2010 Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Samarinda
adalah cukup baik.
1.5 Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif dengan teknik pengumpulan data dan teknik analisis data dipaparkan
sebagai berikut :
1.5.1 Teknik
Pengumpulan Data
Untuk mengumpulkan data yang
diperlukan dalam penelitian ini, digunakan dua jenis instrumen yaitu questioner
dan test kemampuan.
Questioner digunakan untuk mendapatkan
data pendukung tentang berbagai hal yang berkaitan dengan penguasaan kosakata
mahasiswa.
Test kemampuan digunakan untuk
mengukur kemampuan / penguasaan kosakata Bahasa Inggris mahasiswa. Test ini
berupa soal-soal jadi yang dikutip dari wordpower 1500 yang ditulis olah L.A
Hill. Buku ini berisi khusus oleh lembaga pendidikan formal dan nonformal.
1.5.2 Teknik
Analisis Data
Data yang diperoleh melalui test
kemampuan dianalisis dengan menggunakan rumus mean dan standar devisiasi
(Nasrum Harahap dalam Gunardi 1988:33) dengan rumus sebagai berikut :
Keterangan :
DS = Devinisi
Standar
I = Isi Kelas
Interval
N = Jumlah
Frequensi
Setelah hasilnya
diketahui selanjutnya penulis membuatkan distribusi nilai dengan skor 0,100,
kemudian menentukan angka-angka batas keberhasilan mahasiswa didasarkan juga
pada pembagian kriteria penilaian yang dikemukakan oleh Nasrum Harahap (dalam
Gunadi 1988 : 34 ).
A = Baik Sekali =
antara angka 81 – 100%
B = Baik =
antara angka 61 – 80%
C = Cukup =
antara angka 41 – 60%
D = Kurang =
antara angka 21 – 40%
E = Kurang Sekali =
antara angka 0 – 20%
1.6 Populasi dan Sampel
1.6.1 Populasi
Polulasi dari penelitian ini adalah mahasiswa angkatan
tahun 2002 Jurusan teknik kimia politeknik negeri samarinda, yang terdiri dari tiga
kelas; dua kelas regular dan satu kelas pararel.
1.6.2 Sampel
Jenis sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sampel acak (raudom sampling). Dari keseluruhan populasi penelitian ini diambil
satu kelas secara acak untuk menjadi responden, yang mengerjakan soal-soal test
yang diberikan sekaligus menjawab / mengisi …. Yang dibagikan.
BAB II
KERANGKA TEORI
2.1 Pentingnya Kosakata
Bahwa kosakata itu penting adalah hal yang tidak bisa
dipungkiri. Bila seseorang tidak memahami kosakata secara otomatis dia akan tidak
bisa memahami kalimat. Satu kata saja yang tidak dimengerti didalam satu
kalimat dapat membuyarkan pengertiannya atas kalimat itu.
Sejalan dengan itu Yota (1987 : 19 ) berkomentar sebagai
berikut :
“ the mast familiar of all
elements of language are words. Part of what is invalved in reading a text is
understanding the meaning of individual words. For example, it a reader does
mot know the meaning of a word like “army” he lury miss the whole part of a
passage concerned whit same kind of military topic. This kind of comprehension
problem is common especially for foregn language reader or learners whose
vocabulary is still limited. Reading effectively then may be kompered since he
may not know the meaning of many words in the text”
Jadi dikemukakan disini bahwa usaha untuk membaca secara
efektif dapat terhalangi / terganggu karena orang yang membaca tidak tau arti
dari banyak kata didalam text yang dibaca. Hal ini berarti bahwa keterbatasan
dalam penguasaan kosakata akan berdampak langsung pada kegiatan membaca. Usaha
/ kegiatan membaca akan terganggu berat bila pembaca kurang banyak menguasai
kosakata. Baik didalam bahasa inggris maupun didalam bahasa lain.
2.2 Pengertian kosakata
Pengertian kosakata tidak banyak dibahas orang, termasuk
para penulis buku tentang bahasa. Hal ini disebabkan Karena selain sikap
pengertian itu memang sempit juga karena orang lebih suka mencurahkan perhatian
langsung pada kata-kata atau kosakta itu sendiri. Atas dasar itu pengertian
kosakata dalam bagian ini hanya dapat memaparkan empat poin pengertian yang
diberikan oleh Sujito(1992 :1) sebagai berikut :
1.
Kosakata adalah semua kata yang terdapat dalam satu bahasa.
2.
Kosakata adalah kata yang dimiliki oleh seorang pembaca atau
penulis.
3.
Kosakata adalah kata yang dipakai dalam satu bidang ilmu
pengetahuan.
4.
Kosakata adalah daftar kata yang disusun seperti kamus
disertai penjelasan secara singkat dan praktis.
2.3 Kata dan Istilah
Kata dan istilah
itu keduanya adalah unsur bahasa sebagai unsur bahasa kata berbeda dari istilah
:
1.
Kata dapat bersifat polisemantis artinya dapat bermakna
banyak, sementara istilah hanya bersifat monosemantis, artinya hanya bermakna
satu.
2.
Kata bersifat terikat konteks, artinya maknanya bergantung
pada konteksnya dan dapat berubah akibat konteks. Istilah bersifat bebas
konteks, artinya makna istilah itu tidak bergantung pada konteksnya dan tidak
berubah maknanya akibat konteks itu.
3.
Kata dapat terikat oleh konotasi social, sedangkan istilah
bebas dari konotasi sosial.
4.
Istilah itu bersifat internasional, artinya makna suatu
istilah itu dikenal secara umum dalam ilmu yang bersangkutan, sedangkan bentuk
istilahnya dalam suatu bahasa sedapat-dapatnya tidak jauh berbeda dengan bentuk
istilah dalam bahasa lain.
Contoh :
Inggris Indonesia
Fiction
Fiksi
Synonim Sinonim
Predikate Predikat
Architect Arsitek
Vaccin Vaksin
Mathematics Matematika
Physics Fisika
Assimilation Asimilasi
Description Deskripsi
(
Soedjito 1992 : 126 )
2.3. Makna Kata
Soedjito
( 1992 : 51 ) menjelaskan bahwa makna kata adalah hubungan antara bentuk bahasa
dan barang ( hal ) yang diacunya. Ada
bermacam-macam makna diantaranya :
1.
Makna leksikal dan makna grammatikal
2.
Makna denotatif dan makna konotatif
3.
Makna Kontekstual
Makna leksikal adalah
makna kata secara lepas, tanpa kaitan dengan kata lainnya dalam sebuah
struktur, frasa, klausa, atau kalimat. Makna leksikal kata-kata biasanya dimuat
dalam kamus-kamus Inggris – Indonesia
seperti kamus umum Bahasa Indonesia oleh W.J.S Poerwadarminta.
Makna Grammatikal atau
makna Struktural ialah makna baru yang timbul akibat terjadinya proses
grammatika ( Pengimbuhan, pengulangan dan pemajemukan ). Dalam hal ini ada
beberapa catatan :
a.
Proses mortofologis dapat menyebabkan perubahan jenis kata
dan timbulnya makna baru.
b.
Berdasarkan status grammatikalnya, kata dapat dibedakan atas
dua macam yaitu kata penuh dan kata tugas. Kata penuh ialah kata yang memiliki
makna leksikal, sedangkan kata tugas memiliki makna grammatical.
Makna denotatif atau
makna referensial ialah makna yang menunjuk langsung pada acuan atau makna
dasarnya.
Makna konotatif atau
makna evaluasi atau makna emotif ialah makna tambahan terhadap makna dasarnya
yang berupa nilai rasa atau gambaran tertentu.
Konotasi
dapat dibedakan atas dua macam, yaitu konotasi positif dan konotasi negatif,
konotasi positif mengandung nilai rasa: tinggi, baik, halus, sopan, sedangkan
konotasi negatif mengandung nilai rasa: rendah, jelek, kasar, kotor, porno,
tidak sopan. Kedua sifat tersebut bergantung kepada mesyarakat pemakai bahasa
yang bersangkutan.
Kata-kata yang bermakna denotatif tepat digunakan dalam
karya ilmiah, sedangkan kata-kata yang bermakna konotatif wajar digunakan dalam
karya sastra.
Makna kontekstual adalah makna yang ditentukan oleh
konteks pemakaiannya. Disini makna kata menjadi jelas jika digunakan dalam
kalimat.
Komentar dari L.G Alexander (1990 : VII ) Cukup menarik
untuk di sertakan dalam tulisan ini :
Learning a language is not a matter of acquiring a set
of rules and building up a large vocabulary. The teachers’ effort should not be
directed at informing his/their students about the language, but at enabling
them to use it. A students mastery of a language is ultimately measured by how
well he can use it, not how much he knows about it. In this respect learning a
language has much in common whit learning a musical instrument. The drills and
exercises a student does have one end in sight : to enable him to become a
skilled performer. A student who has learnt a lot of grammar but who can not
use a language is in the position of a pianist who has learnt a lot about
harmony but can not play the piano. The student’s command of a language will
therefore be judged not by how much he know,
but well he can perform in public.
In order to become a
skilled performer, the students must become proficient at using the units of a
language. The units of a language are the word and the sentence. .. From the
language learners’ view skill in handling word especially structural words in
the key to mastering a language.
BAB III
Hasil Penelitian
Pada bab ini akan disajikan hasil
penelitian yang diperoleh dari lapangan. Akan dipaparkan data-data yang
diperoleh baik melalui angket maupun hasil test.
Pengedaran angket kepada mahasiswa
jurusan teknik kimia angkatan tahun 2009/2010 kelas A2B di lakukan pada hari senin
tanggal 15 Oktober 2010. Jumlah mahasiswa yang hadir sebanyak 21 orang, dengan
jumlah item sebanyak sebelas (11) nomor. Keseluruhan item dari nomor satu
sampai dengan nomor sebelas diarahkan pada proses belajar mengajar (PBM)
Kosakata Bahasa Inggris (Vocabulary). Angket ini
terdiri dari soal-soal pertanyaan Yes/No dan soal-soal pilihan ganda.
Sementara pelaksanaan test kosakata
(Vocabulary) dilaksanakan pada hari senin tanggal 22 Oktober 2010, peserta test
adalah kelas yang sama terdiri dari 20 orang mahasiswa. Test kosakata ini
terdiri dari empat bagian dengan jumlah soal sebanyak sembilan puluh dua (92)
soal. Jenis soalnya sangat bervariasi, sinonim. Antonym, derivasi, dan struktur
( pilihan kata dalam kalimat )
3.1 Proses Belajar Mengajar Kosakata Bahasa
Inggris.
Pada bagian ini akan dipaparkan data yang
diperoleh melalui angket. Data ini meliputi aktivitas belajar mengajar kosataka
Bahasa Inggris, kesulitan-kesulitan yang dihadapi mahasiswa, usaha-usaha yang
dilakukan mahasiswa untuk mengatasi kesulitan – kesulitan yang dihadapi mereka,
dan saran – saran mahasiswa untuk pengembangan proses belajar mengajar kosakata
khususnya dan Bahasa Inggris pada umumnya di jurusan Teknik Kimia Politeknik Negeri
Samarinda.
Penyajian
data inii dilakukan dalam bentuk tabel Sbb :
Tabel 1
PEMBERIAN
LATIHAN – LATIHAN KOSAKATA
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Ya
|
11
|
55 %
|
2.
|
Tidak
|
9
|
45 %
|
Tabel diatas menunjukkan bahwa 45 %
mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak pernah di berikan latiahan – latihan
kosakata dan 55 % mahasiswa menyatakan pernah diberikan latihan – latiahan
kosakata selama di Politeknik.
Tabel 2
PEMBERIAN
PELAJARAN KOSAKATA SETIAP MINGGU
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Ya
|
9
|
45 %
|
2.
|
Tidak
|
11
|
55 %
|
Tabel diatas menunjukkan bahwa 55 %
mahasiswa menyatakan bahwa mereka tidak di berikan pelajaran kosakata setaiap
minggu dan 45 % mahasiswa menyatakan diberikan pelajaran kosakata
setiap minggu.
Tabel 3
PEMBERIAN
PELAJARAN KOSAKATA SEWAKTU – WAKTU
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Ya
|
10
|
50 %
|
2.
|
Tidak
|
10
|
50 %
|
Tabel diatas menunjukkan bahwa 50 %
mahasiswa menyatakan behwa mereka diberikan pelajaran kosakata sewaktu – waktu
saja dan 50 % mahasiswa menyatakan tidak pernah diberikan pelajaran kosakata.
Tabel 4
FREQUENSI
PELAJARAN / LATIHAN KOSAKATA
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
1 x Seminggu
|
8
|
40 %
|
2.
|
1 X Dalam dua
minggu
|
3
|
50 %
|
3.
|
1 X Dalam sebulan
( Jarang )
|
5
|
35 %
|
4.
|
Kadang - kadang
|
3
|
15 %
|
5.
|
Tidak menjawab
|
1
|
5 %
|
Tabel diatas menunjukkan bahwa 40 %
mahasiswa menyatakan frequensi pelajaran / latihan – latihan kosakata yang
didapat adalah sekali seminggu , 15 % mahasiswa menyatakan frequensi latihan –
latihan kosakata yang didapat adalah sekali dalam dua minggu, 15% mahasiswa
menyatakan bahwa frequensi latihan – latihan yang diberikan adalah kadang –
kadang dan 25% mahasiswa menyatakan mendapat pelajaran kosakata sekali dalam
sebulan. Satu orang diantaranya tidak
memberikan jawaban (5%).
Tabel 5
MINAT
MENGERJAKAN LATIHAN – LATIHAN KOSAKATA
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Senang
|
6
|
30 %
|
2.
|
Cukup senang
|
14
|
70 %
|
3.
|
Kurang senang
|
-
|
-
|
4.
|
Tidak senang
|
-
|
-
|
Tabel diatas menunjukkan bahwa 30%
mahasiswa menyatakan senang mengajarkan latihan – latihan kosakata, 70%
mahasiswa cukup senang mengajarkan latihan – latihan kosakata, dan 0% mahasiswa
menyatakan kurang senang, 0% menyatakan tidak senang mengerjakan latihan –
latihan kosakata.
Tabel 6
MINAT
MENGHAFAL KOSAKATA
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Senang
|
7
|
35 %
|
2.
|
Cukup senang
|
134
|
65 %
|
3.
|
Kurang senang
|
-
|
-
|
4.
|
Tidak senang
|
-
|
-
|
Tabel diatas menunjukkan bahwa 65%
mahasiswa menyatakan cukup senang menghafal kosakata dan 35% mahasiswa menyatakan senang menghafal
kosakata bahasa Inggris.
Tabel 7
PROSEDUR
MENGHAFAL KOSAKATA
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Menghafal
kosakata dan ucapannya
|
4
|
20%
|
2.
|
Menghafal dengan
artinya
|
9
|
45 %
|
3.
|
Mengenali kata –
kata & tulisannya
|
7
|
35%
|
4.
|
Mengenali kata –
kata & ucapannya
|
-
|
-
|
Tabel diatas menunjukkan prosedur
menghafal kosakata yang dilakukan mahasiswa ; 45% mahasiswa menghafal kosakata
dengan artinya. 20% mahasiswa menghafal kosakata dengan ucapanny, 35% mahasiswa
mengenali kata – kata dan tulisannya, dan 0%
mahasiswa menyatakan prosedur yang dilakukan mengenali kata – kata dan
ucapannya.
Tabel 8
CARA
MAHASISWA MENGHAFAL KOSAKATA
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1.
|
Membuka kamus
& menghafalnya
|
7
|
35%
|
2.
|
Menghafal melalui
test bacaan
|
11
|
55 %
|
3.
|
Menghafal dengan
gambar-gambar
|
2
|
10%
|
4.
|
Menghafal melalui
lagu-lagu
|
4
|
20%
|
5
|
Menghafal melalui
internet & permainan
|
3
|
15%
|
Tabel diatas menunjukkan bagaimana cara
mahasiswa menghafal kosakata; 35% mahasiswa menyatakan menghafal kosakata
dengan membuka kamus dan menghafalnya, 55% mahasiswa menghafal melalui test
bacaan, 20% mahasiswa menghafal melalui lagu – lagu dan 10% mahasiswa menghafal
dengan gambar, 15% mahasiswa menghafal melalui internet & permainan.
TABEL 9
KESULITAN
– KESULITAN MAHASISWA DALAM MEMPELAJARI KOSAKATA
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Kurang dalam
pengucapan
|
8
|
40%
|
2
|
Kurang
mengenali/menghafal kata - kata
|
5
|
25%
|
3
|
Kurang menghafal
artinya & tulisannya
|
6
|
30%
|
4
|
Kurang gairah /
kurang aktif
|
2
|
10%
|
5
|
Cepat bosan dan
gampang lupa
|
2
|
10%
|
6
|
Kurang pasilitas
buku dan kamus
|
5
|
25%
|
Tabel
diatas menunjukkan kesulitan – kesulitan mahasiswa dalam mempelajari kosakata
diantaranya 40% mahasiswa menyatakan kesulitan dalam pengucapan, 25% mahasiswa
menyatakan kurang mengerti / menghafal kata – kata, 30% mahasiswa menyatakan
kurang manghafal artinya dan tulisannya, 10% mahasiswa menyatakan kurang gairah
atau kurang aktif, 10% mahasiswa menyatakan kurang fasilitas buku dan kamus
dalam mempelajari kosakata tersebut.
TABEL 10
USAHA –
USAHA MAHASISWA DALAM MENGATASI KESULITAN YANG DIHADAPI
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Lebih sering
berlatih sendiri
|
6
|
30%
|
2
|
Lebih sering
berlatih mengenali/menghafal kata – kata dan membaca buku
|
3
|
15%
|
3
|
Lebih sering
belajar dengan teman yang pintar
|
12
|
60%
|
4
|
Lebih banyak
membiasakan diri membuka kamus
|
8
|
40%
|
5
|
Lebih sering
mengamati kata – kata dalam bacaan/membaca buku
|
3
|
15%
|
6
|
Mengikuti kursus
– kursus
|
1
|
5%
|
7
|
Melengkapi
fasilitas / referensi
|
1
|
5%
|
8
|
Belajar melalui
radio, televisi, musik
|
1
|
5%
|
9
|
Menonton film
berbahasa inggris
|
1
|
5%
|
10
|
Belajar dari internet
|
1
|
5%
|
11
|
Aktif berlatih
sendiri
|
6
|
30%
|
Tabel diatas menunjukkan usaha – usaha
mahasiswa dalam mengatasi kseulitan yang dihadapi, yaitu 30% mahasiswa
menyatakan dengan lebih sering berlatih sendiri, 40% mahasiswa menyatakan lebih
banyak membiasakan diri membuka kamus, 15% mahasiswa menyatakan lebih sering
berlatih mengenai / menghafal kata – kata, 15% mahasiswa menyatakan lebih
sering mengenali kata – kata dalam bacaan, 5% mahasiswa menyatakan belajar
melalui radio, televisi, 5% mahasiswa menyatakan dengan melengkapi fasilitas
yang ada, 5% mahasiswa menyatakan dengan melalui kursus – kursus, 5% mahasiswa
menyatakan lebih sering menonton film berbahasa inggris, 5% belajar dari internet, dan 30% berlatih
sendiri.
TABEL 11
SARAN –
SARAN MAHASISWA UNTUK PENGEMBANGAN PENGAJARAN KOSAKATA DIMASA DATANG
No
|
Uraian
|
Jumlah
|
Prosentase
|
1
|
Memperbanyak
tugas – tugas latihan khusus kosakata
|
5
|
25%
|
2
|
Memperbanyak
latihan – latihan praktek di kelas
|
4
|
20%
|
3
|
Pengajaran lebih
bervariasi
|
2
|
10%
|
4
|
Metode pengajaran
dikembangkan
|
5
|
25%
|
5
|
Penambahan jam
belajar
|
5
|
25%
|
6
|
Mendatangkan
pengajar asing
|
1
|
5%
|
7
|
Bembingan
tambahan / kursus diadakan
|
1
|
5%
|
8
|
Pengadaan
kegiatan diskusi dalam bahasa inggris
|
1
|
5%
|
9
|
Pengantar dalam
bahasa inggris
|
1
|
5%
|
10
|
Suasana kelas
yang smart & fun
|
1
|
5%
|
11
|
Mengadakan lomba
– lomba
|
3
|
15%
|
Tabel
diatas menunjukkan suasana – suasana mahasiswa untuk pengembangan pengajaran
kosakata mendatang : 25% mahasiswa menyarankan agar latihan - latihan khusus kosakata diperbanyak, 20%
mahasiswa menyarankan agar latihan – latihan praktek di perbanyak, 10%
mahasiswa menyaranka agar metode mengajar ditingkatkan, 25% mahasiswa
menyaranka agar diadaka penambahan jam belajar, 25% menyarankan agar diadakan
kursus, 5% mehasiswa menyarankan diadakan kegiatan diskusi, 5% menyarankan agar
dilakukan pengantar dalam bahasa inggris dikelas, 5% mahasiswa menyarankan agar
diciptakan suasana kelas smart & fun, 15% mahasiswa menyarakan agar
diadakan lomba – lomba.
3.2
Hasil
Test
Hasil test kosakata
(vocabulary) akan dikemukakan pada bagian ini. Seperti dikemukakan terdahulu
bahwa test kosakata dilakukan seminggu setelah pengisian angket pada kelas A2B
dengan jumlah sebanyak 17 orang mahasiswa yang hadir pada saat itu, yang
terdiri dari 7 orang mahasiswa dari kelas IIA dan 10 mahasiswa dari kelas IIB
sementara test kosakata (vocabulary test) sendiri terdiri dari empat bagian
dengan jumlah soal sebanyak 92 nomor.
Hasil test kosakata akan disajikan dalam
bentuk tabel yang berupa nilai-nilai yang diperoleh mahasiswa dari test
kosakata itu sendiri. Sebagai langkah awal nilai-nilai tersebut dicari meannya
dengan menggunakan rumus mean :
atau
Keterangan
: M = Mean
∑X= Jumlah
nilai yang diperoleh
N = Jumlah
individu/mahasiswa
Tabel 12
HASIL
TEST KOSAKATA
Nomor
|
Skor
|
Nomor
|
Skor
|
||
Urut
|
Nim
|
Urut
|
Nim
|
||
1.
|
09612002
|
77
|
11.
|
09612027
|
62
|
2.
|
09612007
|
81
|
12.
|
09612028
|
70
|
3.
|
09612010
|
82
|
13.
|
09612029
|
65
|
4.
|
09612011
|
81
|
14.
|
09612030
|
70
|
5.
|
09612012
|
75
|
15.
|
09612031
|
58
|
6.
|
09612014
|
85
|
16.
|
09612032
|
72
|
7.
|
09612015
|
77
|
17.
|
09612033
|
68
|
8.
|
09612016
|
81
|
18.
|
09612036
|
75
|
9.
|
09612018
|
75
|
19.
|
09612043
|
74
|
10.
|
09612020
|
92
|
20.
|
09612050
|
75
|
Tabel 13
Distribusi
Frequensi Nilai Test Penguasaan Kosakata
Tingkat
|
Tally
|
f
|
d
|
fd
|
(fd)2
|
|
I
|
88 - 92
|
I
|
I
|
+4
|
4
|
16
|
II
|
83 - 87
|
I
|
I
|
+3
|
3
|
9
|
III
|
78 - 82
|
IIIII
|
5
|
+2
|
10
|
100
|
IV
|
73 - 77
|
IIIII I
|
6
|
+2
|
12
|
144
|
V
|
68 - 72
|
IIII
|
4
|
+0
|
0
|
0
|
VI
|
63 - 67
|
I
|
1
|
-1
|
-1
|
1
|
VII
|
58 - 62
|
II
|
2
|
-2
|
-4
|
16
|
VIII
|
53 - 57
|
-
|
0
|
-3
|
-0
|
0
|
Selanjutnya
akan dicari nilai rata – rata berdasarkan angka – angka pada tabel diatas
dengan menggunakan rumus berikut ini
Selanjutnya akan digunakan rumus
standar deviasi sbb:
Setelah nilai standar deviasinya
ditemukan selanjutnya penjabaran dilakukan dengan menggunakan rumus :
M + 2, 25 SD = 100
M + 1, 75 SD = 90
M + 1, 25 SD = 80
M + 0, 75 SD = 70
M + 0, 25 SD = 60
M - 0, 25 SD = 50
M + 0, 75 SD = 40
M + 1, 25 SD = 30
M + 1, 75 SD = 20
M + 2, 25 SD = 10
Hasil Perhitungan adalah sebagai
berikut :
+ ( 2,25 X 3,81 ) = 83,37 → 83
+ ( 1,75 X 3,81 ) = 81,47 → 81
+ ( 1,25 X 3,81 ) = 79, 56 → 80
+ ( 0,75 X 3,81 ) = 77,66 → 78
+ ( 0,25 X 3,81 ) = 75,75 → 76
- ( 0,25 X 3,81 ) = 73,86 → 74
- ( 0,75 X 3,81 ) = 71,94 → 72
- ( 1,25 X 3,81 ) = 70,04 → 70
- ( 1,75 X 3,81 ) = 68,13 → 68
- ( 2,25 X 3,81 ) = 66,22 → 66
Penjabaran Selanjutnya :
94 – 100 → 100
87 – 93 → 90
80 – 86 → 80
73 – 79 → 70
66 – 72 → 60
59 – 65 →
50
50 – 58 → 40
43 – 49 → 30
36 – 42 → 20
29 – 35 → 10
Langkah yang
terakhir adalah pendistribusian frequensi dan presentase berdasarkan hasil
pengolaan data yang dilakukan dalam bentuk tabel sbb :
Tabel 14
DISTRIBUSI FREQUENSI DAN
PROSENTASE
BERDASARKAN HASIL
PENGOLAHAN DATA
NILAI
|
FREQUENSI
|
PROSENTASE
|
KETERANGAN
|
100
|
1 orang
|
5 %
|
|
90
|
5 orang
|
25 %
|
- 17 orang mahasiswa mendapat
nilai 60 keatas
|
80
|
7 orang
|
35 %
|
|
70
|
4 orang
|
20 %
|
|
60
|
2 orang
|
10 %
|
- 3 orang mahasiswa mendapat nilai
dibawah nilai 60
|
50
|
1 orang
|
5 %
|
|
40
|
|||
30
|
|||
20
|
|||
10
|
BAB IV
ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan
dipaparkan analisis dan pembahasan atas hasil pengolahan data yang telah
dikemukakan terdahulu.
4.1
Analisis
Metode analisis yang kami gunakan adalah metode deskriptif atau simple descriptive
analyses yang dipilih sesuai dengan kondisi penelitian ini.
Seperti dikemukakan terdahulu hasil pengolahan data hasil test khususnya
menunjukkan skor nilai perolehan mahasiswa sbb :
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 100 = nihil
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 90 = 1 orang 5%
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 80 = 5 orang atau 25%
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 70 = 7 orang atau 35%
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 60 = 4 orang atau 20%
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 50 = 2 orang atau 10%
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 40 = 1 orang atau 5%
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 30 = nihil
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 20 = nihil
- Mahasiswa yang memperoleh nilai 10 = nihil
Secara
keseluruhan nilai yang diperoleh mahasiswa adalah :
a). Mahasiswa yang
memperoleh nilai 60 keatas sebanyak 17 orang atau 85%
b). Mahasiswa yang
memperoleh nilai dibawah nilai 60 sebanyak 3 orang atau 15%
Keterangan diatas menunjukkan bahwa
mahasiswa peserta test yang memperolah nilai 60 (enam puluh) ke atas memcapai
jumlah 85% sementara sebaliknya sebanyak 15% mahasiswa peserta memperoleh nilai dibawah nilai 60. Hal ini berarti bahwa
ada 85% mahasiswa yang berada dalam kategori baik dan sangat baik sesuai
klasifikasi kategori nilai (KKN) yang digunakan dalam penelitian ini, sementara
15% mahasiswa berada pada katerogi kurang. Dengan demikian nilai rata –
rata yang diperoleh berdasarkan hasil distribusi frequensi nilai test kemampuan
kosakata mahasiswa adalah 74,8
Sehubungan dengan perolehan nilai
rata – rata diatas, Nasrun Harahap (dalam gunardi, 1988:33) merekomendasikan
bahwa apabila semua mahasiswa sudah memperoleh nilai rata – rata 60 keatas maka
program pengajaran tidak perlu diulangi. Nilai 60 dianggap sebagai standar minimal
atau limit terendah keberhasilan mahasiswa. Sementara tentang antara nilai 61
sampai dengan nilai 90 berada pada kategori baik dan sangat baik sesuai
dengan penjelasan Nasrun Harahap.
Oleh karena itu, hipotesis yang
telah digunakan terdahulu yang berbunyi “Penguasai Kosakata Bahasa Inggris
mahasiswa jurusan Teknik Elektro angkatan thn 2009/2010 Politeknik Negeri
Samarinda adalah baik ” dapat diterima dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar